"Hikmah dibalik sifat terbuka dan tertutup "
Dalam Kitab Suci terbaca firman yang artinya kurang lebih demikian: ” ….Maka
berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku. Yaitu mereka yang mendengarkan
perkataan, kemudian mengikuti mana yang terbaik. Mereka itulah orang-orang yang
diberi petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang berakal budi (
“ulu al-albab” ) (QS. Al-Zumar/39:17).
Jadi dalam firman itu dijelaskan bahwa salah satu orang yang memperoleh
petunjuk atau hidayah Allah ialah bahwa ia suka belajar mendengarkan perkataan
( al-qawl )- yang kata al Razi dan al-Thabari dapat meliputi sabda-sabda Nabi
dan firman Ilahi , serta pendapat sesama manusia, kemudian dia berusaha
memahami apa yang dia dengar itu dan mengikuti mana yang terbaik.
Disebutkan pula dalam firman itu bahwa orang-orang yang berperilaku demikian
itu orang-orang yang berakal budi.
Ajaran yang terkandung dalam firman itu sejalan dengan beberapa nilai yang
lain, yang kesemuanya itu dapat disebut sebagai nilai keterbukaan. Nabi sendiri
sebagai teladan kaum beriman, dipuji Allah sebagai orang yang lapang dada,
karena memang dijadikan demikian, seperti difirmankan dalam Alquran surat Al-
Insyirah. Dan sejalan itu pula maka Alquran mengkritik orang-orang kafir yang
salah satu ciri mereka ialah , jika mereka diingatkan akan suatu kebenaran,
mereka berkata, hati kami telah tertutup, jadi tidak lagi sanggup mendengarkan
sabda Alloh atau pendapat orang lain. Padahal yang terjadi ialah bahwa Alloh
mengutuk mereka karena sikap mereka yang menolak kebernaran itu, sehingga
mereka pun memang sedikit sekali kemungkinan untuk beriman ( lihat
QS.alBaqarah/2:88)
Semangat ajaran-ajaran kitab suci itu dipertegas lagi dengan firman Allah, “Dan
barang siapa Allah menghendaki untuk diberikanNya hidayah, maka Dia lapangkan
dada orang itu untuk ( atau karena ) islam; dan barang siapa Allah
menghendakinya sesat, maka Dia jadikan dada orang itu sempit dan sesak,
seolah-olah naik ke langit” (QS.al-An’am/6:125). Oleh karena itu jelas
sekali bahwa sikap terbuka adalah bagian dari pada iman. Sebab seseorang,
seperti ternyata dari firman berkenaan dengan sikap kaum kafir tersebut diatas,
tidak mungkin menerima kebenaran jika dia tidak terbuka. Karena itu difirmankan
bahwa sikap tertutup, yang diibaratkan dada yang sempit dan sesak, adalah
indikasi kesesatan.
Sedangkan sikap terbuka itu sendiri adalah bagian dari sikap”tahu diri”,
yaitu tahu bahwa diri sendir mustahil mampu meliputi seluruh pengetahuan akan
kebenaran. Sikap “tahu diri” dalam makna yang seluas-luasnya adalah kualitas
pribadi yang amat terpuji, sehingga ada ungkapan bijaksana bahwa ” Barang
siapa yang tahu dirinya maka dia akan tahu Tuhannya.” Artinya, kesadaran
orang akan keterbatasan dirinya adalah akibat kesadarannya akan ketidak
terbatasan dan kemutlakan Tuhan. Jadi tahu diri sebgai terbatas adalah isyarat
tahu tentang Tuhan sebagai Yang Tak Terbatas, yang bersifat serba Maha. Dalam
tingkah laku nyata, “tahu diri” itulah yang membuat orang juga rendah
hati ( harap jangan dicampuraduk dengan “rendah diri”).Dan sikap
rendah hati itu adalah permulaan adanya sikap jiwa yang suka menerima atau
receptive terhadap kebenaran. Inilah pangkal iman dan jalan menuju Kebenaran.
Menjalankan syariah Islam
(SI) adalah merupakan kewajiban bagi ummatnya, baik secara individual maupun kolektif. Disisi
lain, tuntutan untuk
menerapkan SI merupakan fenomena luas diberbagai negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, termasuk negara kita Indonesia, dimana ada beberapa daerah yang
menyatakan diri siap untuk menerapkannya. Mengingat pentingnya masalah keterangan
yang dipaparkan tadi Menurut kalian apa sih untungnya
orang terbuka sama orang yang tertutup dalam segala masalah apapun yang sedang dihadapai.
Namun saya sendiri kalau sama orang sering sekali terbuka karna menurut saya
dari keterbukaan itu saya bisa mensosialisasikan diri saya terhadap lingkungan
lebih gampang beradaptasi dibandingkan dengan oang yang mempunyai sifat
tertutup. Jarang orang yang tertutup bisa beradaptasi langsung dengan lawan
jenisnya, maka dari itu kita sebagai orang wajib terbuka terhadap orang lain
tapi dalam garis besar tidak semuanya benar-benar terbuka sama orang .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar